Sunday, 21 April 2013

Ujian Nasional 2013 seperti kiamat karena buruknya sistem pemerintahan di Indonesia, Seharusnya ujian nasional (UN) serentak digelar. Di seluruh Indonesia Senin 15 April 2013. Tapi gagal. Setidaknya siswa Sekolah Menengah Atas harus menunggu hingga Kamis pekan ini. Jumlah siswa sebanyak itu menyebar pada 11 provinsi di kawasan Indonesia Tengah yang sangat memprihatinkan yaitu sekolah – sekolah yang berada di kawasan pedalaman.

Sebelas provinsi di kawasan Indonesia Tengah itu antara lain Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Gorontalo, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Barat. Ujian itu ditunda bukan karena anak-anak SMA itu tak siap, tapi orang tua yang menyiapkan soal ujian itu yang  kurang beres. Ghalia Indonesia Printing, perusahaan yang bertanggungjawab atas percetakan dan distribusi soal ujian untuk 11 provinsi itu memang kurang siap. Ghalia adalah satu dari 5 perusahaan yang mendapat tender mencetak kertas ujian nasional tahun 2012/2013. kepastian penundaan itu diumumkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh, Minggu petang, 13 Maret 2013. Cuma beberapa jam sebelum ujian dilaksanakan. Mendadak. Itu sebabnya banyak yang mempertanyakan kesiapan pemerintah dalam pelaksanaan ujian ini. Tapi Menteri Nuh menjelaskan, “Kalau ujian maju murid protes luar biasa. Kalau ujian digeser mundur, saya yakin murid-murid merasa senang. Jadi ini tidak perlu didramatisir.” Dalam jumpa pers yang digelar di Gedung Kemendikbud di Jakarta itu, Nuh memastikan bahwa soal ujian untuk siswa di Indonesia Tengah tidak sama dengan soal ujian di Indonesia Timur. Dia juga meminta maaf. Penundaan ini, katanya, benar-benar karena persoalan teknis belaka. “Sangat berat bagi kami. Ini benar-benar masalah teknis di percetakan,” kata Nuh. Terlambat untuk begitu banyak provinsi memang cukup mengherankan, sebab ujian nasional bukan sesuatu yang tiba-tiba. Sudah lama direncanakan. Bahkan terjadwal setiap tahun. Jadi mestinya, semua persoalan teknis seperti ini sudah diperhitungkan. Dan inilah untuk pertama kalinya di Indonesia, ujian nasional ditunda hanya karena perusahaan yang menang tender itu tidak siap. Menteri Nuh memang bakal bertindak tegas. Akan membentuk Tim Investigasi, demi menyelidiki keterlambatan Ghalia Indonesia Printing itu. Dia berjanji akan mengumumkan hasil investigasi itu. “Yang pasti PT Ghalia akan di-black list,” katanya. Mengapa Ghalia yang tidak siap itu, bisa menang tender? Nuh menjelaskan bahwa 5 perusahaan yang menjadi pemenang tender itu lulus melewati proses yang ketat. Para pemenang dinilai dari pengalaman, sistem yang dimiliki dan kemampuan teknis dalam mengerjakan proyek. Mekanisme tender ini digelar secara terbuka.

Categories:

0 comments:

Post a Comment