Enron
adalah sebuah perusahaan energi Amerika yang berbasis di Houston, Texas,
Amerika Serikat. Perusahaan ini didirikan pada 1930 sebagai Northern Natural
Gas Company, sebuah konsorsium dari Northern American Power and Light Company,
Lone Star Gas Company, dan United Lights and Railways Corporation. Kepemilikan
konsorsium ini secara bertahap dibubarkan antara 1941 hingga 1947 melalui
penawaran saham kepada publik. Pada 1979, Northern Natural Gas mengorganisir
dirinya sebagai perusahaan induk, Internorth, yang menggantikan Northern
Natural Gas di New York Stock Exchange. Enron sebelum tahun 2001 mempekerjakan
sekitar 21.000 orang pegawai dan merupakan salah satu perusahaan terkemuka di
dunia dalam bidang listrik, gas alam, bubur kertas dan kertas, serta
komunikasi. Pada 2 Desember 2001, Enron mengajukan permohonan perlindungan
Chapter 11 akibat kebangkrutan yang melanda perusahaan tersebut. Kebangkrutan
ini disebabkan kegagalan pada proses bisnis dan manajemen (Eiteman, dkk, 2007).
Juga akibat adanya penipuan akuntansi yang sistematis, terlembaga, dan
direncanakan secara kreatif .
Terjadinya
penurunan nilai rating investasi perusahaan disebabkan hutangnya yang terlalu
besar, yang sebelumnya tidak tercatat dalam neraca (off balance sheet) kemudian
diklasifikasikan ulang sehingga tercatat dalam neraca (on balance sheet).
Hutangnya tidak hanya sebesar $13 juta tetapi bertambah hingga sebesar $38
juta. Klasifikasi ulang dilakukan karena terdapat banyak special purpose entity
(SPEs) dan kerjasama yang tidak tercatat dalam neraca yang memiliki banyak
hutang. Sehingga terjadi ketidakcocokan saat dilakukan konsolidasi ulang yang kemudian
menyebabkan nilai ekuitas perusahaan jatuh .
Pada
kasus Enron ini, lembaga-lembaga eksternal juga ikut bertanggung jawab
terjadinya kasus tersebut. Diantaranya;
1.
Auditor.
Arthur
Andersen (satu dari lima perusahaan akuntansi terbesar) adalah kantor akuntan
Enron. Tugas dari Andersen adalah melakukan pemeriksaan dan memberikan
kesaksian apakah laporan keuangan Enron memenuhi GAAP (generally accepted
accounting practices). Andersen, disewa dan dibayar oleh Enron. Andersen juga
menyediakan konsultasi untuk Enron, dimana hal ini melebihi wewenang dari
akuntan publik umumnya. Selain itu Andersen mengalami konflik kepentingan
akibat pembayaran yang begitu besar dari Enron, $5 juta untuk biaya audit dan
$50 juta untuk biaya konsultasi.
2.
Konsultan hukum.
Konsultan
hukum Enron, khususnya Vinson & Elkins juga disewa oleh Enron. Konsultan
hukum ini bertanggungjawab untuk menyediakan opini hukum atas strategi,
struktur, dan legalitas umum atas semua yang dilakukan oleh Enron. Sama dengan
Andersen, saat ditanyakan mengapa tidak ikut menghalangi ide dan aktivitas
ilegal Enron, konsultan hukum ini menjelaskan bahwa Enron tidak memberikan
informasi yang lengkap, khususnya tentang kepemilikan di SPEs.
3.
Regulator.
Enron
sebagai perusahaan yang melakukan perdagangan di pasar energi diawasi oleh
Federal Energy Regulatory Commission (FERC), akan tetapi FERC tidak melakukan
pengawasan secara mendalam. Hal ini dikarenakan Enron melakukan aktivitasnya
dalam perdagangan listrik tidak di satu negara, yaitu antar negara.
4.
Pasar ekuitas.
Sebagai
perusahaan publik, Enron diharuskan mengikuti peraturan dari SEC. Akan tetapi
dalam pengawasannya SEC, tidak melakukan investigasi secara mendalam atau
melakukan konfirmasi ulang terhadap Enron. SEC hanya mengandalkan pada
testimoni yang dibuat oleh lembaga lain seperti auditor perusahaan (Arthur
Andersen). Sedangkan NYSE mengharuskan Enron memenuhi peraturan perdagangan di
NYSE. Berbeda dengan SEC, NYSE tidak hanya melakukan verifikasi firsthand.
5.
Pasar hutang.
Enron,
seperti perusahaan lainnya menginginkan dan membutuhkan sebuah nilai rating.
Sehingga Enron membayar Standard & Poors serta Moody’s untuk memberikan
nilai rating. Rating ini dibutuhkan untuk sekuritas hutang perusahaan yang
diterbitkan dan diperdagangkan di pasar. Yang menjadi masalah, perusahaan
rating tersebut hanya melakukan analisis sebatas pada data yang diberikan
kepada mereka oleh Enron, operasional dan aktivitas keuangan Enron. Terjadi
perdebatan apakah perusahaan rating harus memeriksa total hutang perusahaan
atau tidak. Khususnya yang berkaitan dengan SPEs.
Meningkatnya
defisit dalam arus kas perusahaan menyebabkan timbulnya masalah manajemen
keuangan yang mendasar pada Enron. Pertumbuhan perusahaan membutuhkan adanya
modal eksternal. Tambahan modal dapat diperoleh dari hutang baru dan ekuitas
baru. Ken Lay dan Jeff Skilling, enggan untuk menerbitkan jumlah besar dari
ekuitas baru. Karena akan mendilusi laba dan jumlah saham yang dipegang oleh
pemegang saham. Pilihan menggunakan utang juga terbatas, dengan tingkat utang
yang tinggi menyebabkan rating Enron hanya sebesar BBB, tingkat rating yang
rendah oleh lembaga pemberi rating.
Andrew
Fastow bersama dengan asistennya membuat SPEs, alat yang digunakan dalam jasa
keuangan. SPEs memiliki dua tujuan penting, pertama; menjual aset-aset yang
bermasalah ke rekanan. Enron menghilangkan aset tersebut dari neraca,
mengurangi tekanan akibat utang dan menyembunyikan kinerja buruk investasi. Hal
ini dapat mendatangkan dana tambahan untuk membiayai kesempatan investasi baru.
Kedua; memperoleh pendapatan untuk memenuhi laba yang disyaratkan oleh Wall
Street. SPEs dibiayai dari tiga sumber; (1) ekuitas dalam bentuk saham tresuri,
(2) ekuitas dalam bentuk minimum 3% dari aset yang berasal dari pihak ketiga
yang tidak berhubungan, (3) jumlah yang besar dari utang bank. Modal ini berada
pada sisi kanan neraca SPEs, akan tetapi pada sisi kiri modal digunakan untuk
membeli aset dari Enron. Hal ini menyebabkan harga saham SPEs berkaitan dengan
harga saham Enron. Saat saham SPEs naik, maka saham Enron ter-apresiasi.
Sedangkan saat harga saham SPEs turun, maka harga saham Enron ter-depresiasi
(Eiteman, dkk, 2007).
Menurunnya
harga saham Enron hingga $47 per lembar saham pada bulan Juli 2001, menyebabkan
investor curiga. Hal ini menyebabkan Sherron Watkins, wakil presiden Enron
mencoba memperingatkan Kenneth Lay dengan membawa 6 lembar surat yang
menjelaskan proses akuntan yang tidak wajar sehubungan dengan SPEs dan
memperingatkan akan kecurangan proses akuntan. Akan tetapi peringatan Sherron
Watkins tidak dihiraukan oleh Ken Lay, sehingga terjadilah tsunami di Enron.
Harga sahamnya jatuh hingga tersisa $1 per lembar saham yang menyebabkan Enron
bangkrut (Velasquez, 2006).Pada Bulan Februari 2002, Sherron Watkins dipanggil
oleh DPR untuk menjelaskan skandal Enron, tentang aktivitas akuntansi
perusahaan. Kemudian Sherron Watkins menjelaskan semua permasalahan tersebut,
dan menyebabkan dirinya dijuluki sebagai courageous whistleblower.
Analisis
Risiko yang terjadi :
Pada
kasus ini dapat kita lihat bahwa Enron mengadopsi model SWM (Shareholder Wealth
Maximization), dengan asumsi bahwa pasar efisien. Ini mengandung makna, harga
saham selalu tepat memproyeksikan harapan akan return dan risiko yang dipersepsikan
oleh investor. Model SWM ini fokus pada maksimalisasi nilai jangka panjang,
bukan hanya jangka pendek. Sedangkan Enron lebih berfokus pada tujuan jangka
pendek untuk memenuhi komitmen dengan Wall Street.
Penyebab
penyebab terjadinya kegagalan Enron :
• Masalah
yang berasal dari BOD yang bersinergi dengan Andy Fastow membentuk SPEs. SPEs
ini digunakan sebagai perusahaan pengalihan utang Enron dan aset Enron yang
bermasalah. Tujuan SPE yaitu;
• Menjual
aset Enron yang bermasalah untuk mendapatkan dana investasi baru
• Menjual
investasi yang bermasalah ke rekanan dengan tujuan untuk menghasilkan
pendapatan sesuai dengan target dari Wall Street
• Eksternal
• Auditor:
Arthur Andersen bersikap tidak independen dalam mengaudit laporan keuangan
Enron
0 comments:
Post a Comment